Members

Blog Posts

Spooktacular Halloween: A Guide to Halloween Contacts

Posted by Violetta on April 24, 2024 at 10:13am 0 Comments

Looking to add an extra element of fright to your Halloween costume this year? Halloween contacts might be just what you need! From devilish red eyes to mesmerizing cat-like pupils, these special lenses can truly transform your look. However, before you dive into the world of spooky contacts, it's essential to know how to choose, use, and care for them properly.



Daring Designs: Choosing the Perfect Halloween Contacts



The beauty of… Continue


Daniel tidak terlahir sempurna. Tuhan memberkati kaki kirinya lebih pendek dari kaki kanannya (proksimal focal femoral luxation / PFFD). Kondisi ini berarti bahwa Daniel tidak berpikir tentang menjadi atlet. Bahkan berjalan pun sulit.

Tekad sering melampaui batas fisik. Ini juga terjadi dengan Dapiel Payage, seorang atlet atletik yang ingin memperjuangkan nama Papua dalam Pekan Paralimpik Barat XV / 2016 (Peparnas).

Lahir di Papua 25 tahun yang lalu, dia bekerja sesekali setiap hari. Dia dulunya adalah pencuci piring, penembak becak, dan pedagang silang. Peluang kerja bagi orang-orang dengan kebutuhan khusus seperti Dapiel tidak sepenuhnya terbuka di Indonesia.

Dapiel bukan orang yang menganggur. Bersamaan dengan doa, ia mencoba membalikkan nasib melalui olahraga. Dapiel, yang ditempa oleh atlet nasional Papua Efraim Hilapok, memenangkan medali pertamanya di Pepanas Riau empat tahun lalu. Pada saat ini, Dapiel memenangkan dua perunggu, masing-masing untuk lembing dan lompat jauh.

Peparnas adalah tempat di mana ia dapat meningkatkan catatan kinerjanya. Itu terjadi, bahkan lebih baik.

Dapiel memenangkan emas, memecahkan rekor lompatan. Dapiel dapat melompat hingga 165 sentimeter. Bahkan dalam hitungan tombak, prestasi Dapiel lebih baik daripada prestasi sebelumnya di Pepannas. Dia berhasil mengantongi perak. Dalam lompatan panjang ia memenangkan lagi perunggu.

"Saya senang dengan hasil yang kami raih sekarang, saya seorang atlet baru, tetapi saya mendapat medali emas untuk membuat Papua bangga," kata Dapiel.

Pertarungan Dapiel tidak sia-sia. Setelah Peparnas ia menjadi salah satu dari empat atlet atlet dari Papua, yang diundang ke Pusat Pelatihan Nasional (Pelatnas). Pelatihnya, Hilapok, tentu saja sangat senang dan berterima kasih atas perjuangan Dapiel, yang menurutnya sangat bermotivasi tinggi.

"Keinginan anak-anak saya untuk berpartisipasi dalam pendidikan nasional sudah dijawab, terima kasih, yang tidak lepas dari dukungan doa semua orang Papua," kata Hilapok.

Dapiel masih orang yang sederhana. Setelah kemenangannya di Peparnas, mimpinya hanyalah satu kedai makanan. Dia berharap posisi ini akan menopang hidupnya jika dia bukan lagi seorang atlet.

Views: 2

Comments are closed for this blog post

© 2024   Created by PH the vintage.   Powered by

Badges  |  Report an Issue  |  Terms of Service