Members

Blog Posts

Planets and their influence on astrology

Posted by JCR Desert Safari Jaisalmer on April 25, 2024 at 7:36am 0 Comments

Astrology, an ancient and intricate system of understanding the cosmos and its impact on human life, attributes significant importance to the celestial bodies that dance across the night sky. Among these celestial actors, planets hold a central role, each believed to exert a unique influence on individuals based on their positions at the time of birth. From the fiery vigor of Mars to the serene wisdom of Jupiter, the planets in astrology are said to shape our…

Continue

Glass Handling Robot Market Comprehensive Evaluation Via In-Depth Qualitative Insights Till 2034

Posted by Latest Market Trends on April 25, 2024 at 7:35am 0 Comments

The global glass handling robot market is anticipated to reach a valuation of US$ 826.2 million in 2024, driven by customized solutions for small and medium enterprises. The trend is expected to create new opportunities for the market, leading to a projected CAGR of 4.8% between 2024 and 2034, and reaching a total valuation of approximately US$ 1,270.9 million by 2034.



One of the major factors contributing to the growth of the market is expansion of the solar energy industry, which… Continue

The Zen of Candle Creating Locating Peace in the Process

Posted by Khalid Shaikh on April 25, 2024 at 7:34am 0 Comments

But for the candle machine, the actual pleasure lies maybe not in the finished product, but in the process itself. It is in the calm minutes of generation, in the mild beat of melting polish and placing draws, which they discover their correct calling. For them, candle creating is more than a job; it is a job of enjoy, a sacred artwork passed down through years, a legacy to be valued and celebrated.



And so, because they… Continue

Pedoman Budidaya Bawang Merah Secara Tradisionil yang Melagenda

Bawang merah (Allium asclonicum) adalah satu diantaranya komoditas hortikultura yang paling diperlukan oleh manusia. Kesuksesan yang didapat dari budidaya bawang merah ini, pastinya ditempatkan pada beberapa kasus (kemungkinan) di atas lapangan. Antara lain langkah budidaya, gempuran hama serta penyakit, kekurangan bagian micro, dan lain-lain yang menimbulkan produksi jadi menurun.

Walau kandungan paling besar yang dipunyai bawang merah ialah air, tetapi ada bagian yang lain penting diingat biar kita dapat hasilkan umbi bawang merah dengan produksi tinggi serta berkualitas. Jumlah bawang merah terkait kuat sama ukuran dan banyak umbi yang dibuat. Kwalitas bawang merah diputuskan oleh wewangian yang tajam dan warna kulit umbinya. Kian besar dan banyak umbinya dengan wewangian yang tajam, jadi lebih tinggi juga nilai jualnya.

Tambahan bahan organik berbentuk pupuk kandang, kompos atau bahan hijauan fresh yang lain bisa membenahi susunan tanah, menambah agregasi, mempertingkat daya menggenggam air dan membuat lebih tanah dengan bermacam ragam bagian hara hasil peruraian berbahan organik yang ditempatkan ke tanah (Hendrata et al, 2014).




Histori

Tanaman bawang merah diperkira berawal dari Asia. Beberapa literatur menuturkan jika tanaman ini datang dari Asia tengah, terlebih wilayah Palestina dan India, akan tetapi sejumlah kembali memprediksi kalau tanaman bawang merah datang dari Asia tenggara dan Mediterania. Sumber yang lain menyangka asal mula bawang merah datang dari Negara Iran dan Pegunungan sisi utara Pakistan.

Tanaman bawang merah sebagai tanaman yang paling tua dari asal-usul budidaya tanaman oleh manusia. Perihal ini diperlihatkan pada abad I serta II Dynasti (3.200-2.700) SM, bangsa Mesir menggambarkan bawang merah pada patung serta tugu-tugu mereka. Di Israel, tanaman bawang merah dikenali di tahun 1500 SM.

Warisan Yunani Kuno menegaskan, usia pembudidayaan bawang merah, diperhitungkan 4000 tahun lalu. Di lokasi Eropa Barat, Eropa Timur dan Spanyol, tanaman ini diperbudidayakan seputar 1000 tahun lalu, lalu menebar ke Amerika terlebih Amerika Serikat. Dalam penyebaran sesudah itu, bawang merah ini berkembang hingga sampai ke Timur jauh serta Asia Selatan. Di Jepang, budidaya bawang merah terpenting diketahui akhir era yang serupa waktu bawang merah diketahui di Eropa barat. Di tahun 1975, Jepang menghasilkan bawang merah sejumlah 1 juta ton dari 30 ribu hektar, maka jadi produsen nomor dua di dunia untuk bawang merah. Sedang sekian banyak negara yang lain tercantum selaku produsen bawang merah di antaranya Jepang, Amerika Serikat, Rumania, Italia serta Meksiko (https://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2333369-sejarah-dan-a...).

Kapasitas, Kesempatan dan Perkara
Menurut Kepala Dinas Pertanian serta Peternakan Kabupaten Bangka Barat, Propinsi Bangka Belitung, bawang merah amat prospektif untuk diperkembangkan walau susunan tanahnya berpasir. Dapat mengikuti kesuksesan peningkatan bawang merah, di Kabupaten Bantul, DIY yang menanam bawang merah di sejauh pesisir pantai selatan (https://sinarharapan.co/news/read/16363/bangka-barat-potensial-kemb...).

Menurut pangamatan di dalam lapangan, banyak komoditas sayur yang ada Kepulauan Bangka Belitung disuplai dari Pulau Jawa serta seputarnya. Menurunnya persediaan bawang merah di sebagian pasar di Pangkalpinang, pasca-lebaran menyebabkan harga bawang merah condong bertambah. Harga bawang merah di Pasar Atrium Pangkalpinang, sekitar di antara Rp 55.000 - Rp 60.000 per kg

(https://bangka.balkonnews.com/2013/08/13/harga-bawang-merah-lokal-m...).

Menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, gara-gara tingginya cucur hujan di wilayah kunci produksi, diperhitungkan import bawang merah yang bisa masuk daerah Indonesia capai 10.000 ton. Berdasar data Kemendag, harga bawang merah selalu tunjukkan trend peningkatan harga. Umumnya bulan Juli, harga bawang merah nasional gapai Rp 35.086 per kg, atau naik 19% bila ketimbang Juni sejumlah Rp 29.456 per kg (https://bangka.mimbarnews.com/2013/08/02/bulan-ini-10000-ton-bawang...).

Tubuh Litbang Pertanian sejak mulai beberapa tahun lalu udah menciptakan beragam model Varietas Unggul Anyar (VUB) bawang merah, salah satunya Maja (kapasitas 10,9 ton/ha, sesuai untuk daratan rendah), Kuning (kapasitas 21,39 ton/ha, pas buat daratan rendah), Bima Brebes (kemampuan 9,9 ton/ha, sesuai buat daratan rendah), Katumi (kekuatan 24,1 ton/ha, sesuai untuk daratan medium), Sembrani (kapasitas 24 ton/ha, sesuai untuk daratan rendah hingga medium), Mentes (kemampuan 27,58 ton/ha) (R. Sinaga et all, 2011).


TEKNIK BUDIDAYA

Penyiapan bibit

Bawang merah yang diputuskan merupakan varietas yang adaptive sama ukuran kecil atau tengah.
Ukuran umbi bibit yang maksimal ialah 3 - 4 gr/umbi.
Umbi bibit yang bagus yang sudah ditaruh 2 - tiga bulan dan umbi masih juga dalam ikatan (umbi masih tetap ada daunnya)
Umbi bibit mesti sehat, diikuti dengan wujud umbi yang solid (tidak keropos), kulit umbi tidak cidera (tak mengelupas atau berkilau)
Benih dicelup dengan larutan Hormon Organik satu hari sebelumnya tanam waktu 10 menit.
Sehabis bibit ditiriskan, lalu diberi rata dengan 1 balut (100 gr) agensia hayati bahannya aktif Gliocladium + Trichoderma (Hendrata serta Murwati, 2008).
Saat sebelum dilaksanakan penanaman, ujung umbi bawang merah dipotong 1/3 sisi atau sesuai sama kepentingan (Hendrata et all, 2005).


Penyiapan tempat

Pemrosesan tanah dikerjakan buat membentuk situasi susunan tanah serta aerasi yang lebih bagus.

Seharusnya tanah diratakan terlebih dulu lalu dibikin jalan untuk penyiraman dengan lebar ± 50 cm.
Tempat diproses dengan kedalaman ± 30 cm lalu dikasih kombinasi kotoran sapi masak (2,5 ton/ha) + agensia hayati dengan bahan aktif Gliocladium + Trichoderma.
Kemudian didiamkan sepanjang 1 minggu.


Penanaman

Awal kalinya tanah dibasahi dahulu lalu dibikin lubang yang telah ditata jarak tanamnya.
Bibit ditanamkan pada kondisi berdiri.
Penanaman seharusnya tak boleh sangat dalam, cukup ditutup tipis dengan tanah/pasir.
Jarak tanam yang dipakai 20 x 20 cm dalam jumlah bibit sekitar 1 bibit per lubang.


PEMELIHARAAN

Penyiraman

Penyiraman bisa dikerjakan dengan gembor atau selang besar, dijalankan 2x satu hari (sore dan pagi) atau sama sesuai keadaan tanah/tanaman khususnya seusai hujan atau turun embun buat mengelit penebaran penyakit Alternaria porii (trotol).
Kunci dari penyiraman ialah memberi air dengan baik di tanaman maka dari itu tanaman tidak layu atau sebelumnya tanaman merasakan stress.


Penyiangan

Penyiangan baiknya dikerjakan pada keadaan gulma masih kecil, kalau sudah besar cukup dipotong dengan sabit, tak boleh ditarik supaya tidak menghancurkan akar bawangnya.
Penyiangan dikerjakan 2x : 7 - 10 hst dan 30 - 35 hst, terkait keadaan serta keadaan ataupun saat umbi pecah


Pengaturan Hama serta Penyakit

Pada intinya buat menanggulangi gempuran OPT pakai prinsip PHT, pestisida kimia bisa dipakai jadi opsi paling akhir.


1. Bintik Ungu (Alternaria porii (ELL) Cif.
Karena gempuran :

- Daun bawang kering serta mati

- Umbi yang bersifat tak prima (kecil - kecil)


Tanda-tanda gempuran:

- Bintik kecil, celung

- Warna putih sampai kelabu

- Kalau jadi membesar bintik seperti membuat cincin



Pengontrolan tehnis :

- Penyemprotan bersama air bersih pada tanaman selesai turun hujan


Pengontrolan kimia:

- Program fungisida bahannya aktif tembaga hidroksida serta Iprodion.


Pengontrolan biologi :

- Terapan agensia hayati bahannya aktif Gliocladium serta Trichoderma.





2. Bintik daun Cercospora (Cercospora duddiae)
Gara-gara gempuran :

- Terjadi klorosis pada daun



Tanda-tanda gempuran:

- Bintik klorosis, bundar, mempunyai warna kuning

- Ada pada ujung daun


Pengaturan kimia:

- Program fungisida bahannya aktif tembaga hidroksida dan Iprodion



3. Busuk Daun (Peronospora destructor)

Gara-gara gempuran :

- Daun kering dan mati


Tanda-tanda gempuran :

- Saat tanaman mulai membuat umbi di cuaca yang cukup lembab jadi tanda-tanda gempuran bakal berbentuk bintik hijau pucat dan sesudah itu berganti jadi kapang.


Pengaturan tekhnis :

- Penyemprotan beserta air bersih selesai hujan atau saat pagi hari sebelumnya matahari muncul


Pengontrolan kimia :

- Program fungisida memiliki bahan aktif metalaksil serta tebu konazold.


Pengontrolan biologi :

- Terapan agensia hayati dengan bahan aktif Gliocladium serta Trichoderma.



4. Rebah bibit (Phytium debaryanum Hesse)

Gara-gara gempuran :

- Tanaman yang baru tumbuh akan busuk serta mati


Tanda-tanda gempuran :

- Bibit di persemaian busuk, rebah dan sesudah itu dapat mati


Pengaturan tehnis :

- Mengawasi kelembapan di sekitar persemaian biar kurang begitu tinggi


Pengontrolan kimia :

- Terapan bakterisida


Pengontrolan biologi :

- Program agensia hayati bahannya aktif Gliocladium serta Trichoderma.


5. Ulat (Spodophtera exigua)

Karena gempuran :

- Daun tanaman jadi putus-putus atau robek dan hancur


Tanda-tanda gempuran :

- Ada telur ulat di seputar tanaman

- Daun jika diteropong kelihatan sisa dikonsumsi ulat


Pengontrolan tehnis :

- Potong daun yang terkena dan dibuang di tempat yang jauh.

Pengontrolan kimia :

- Terapan insektisida yang dengan bahan aktif Klorpirifos, Tebufenosida.



Pengaturan biologi :

- Terapan agensia hayati yang memiliki bahan aktif SE-NPV (Spodophtera Exigua-Nuclear Polyhedrosis Virus).


Thrips bisa diberi agensia hayati Beauveria bassiana (BVR) jumlah 100 gr buat 1000 m.

Pemupukan

Tanaman bawang merah dipupuk dengan : Urea 150 kg/ha, ZA 200 kg/ha, SP36 150 kg/ha, KCl 150 kg/ha. Pemupukan dikasihkan 2x ialah usia 7 hst 1/3 sisi dan 2/3 sisi dikasihkan pada usia 30 hst.
Tanaman seharusnya tambah lagi dengan Pupuk Organik Padat (POP) jumlah 1 sdm untuk 1 gembor kemampuan 10 liter, jumlah pupuk kimia dikurangkan sepertiganya.
Usia 7 hst tanaman disemprotkan Pupuk Organik Cair (POC) jumlah 4 - 5 tutup per tungku, tiap-tiap 7 - 10 hari sekali sampai 50 hst. Mulai 30 hst tanaman disemprotkan dengan hormon organik jumlah 2 tutup per bak.


PANEN

Panen dijalankan waktu tanaman usia di antara 60 - 63 hst, terkait varietasnya.
Tanaman siap panen diidentikkan dengan 60% komunitas dari semuanya tanaman, daun tanamannya telah rebah, daun-daunnya jadi kering, umbi tersembul di atas tanah, leher tangkai semu jika didesak lunak atau mungkin tidak keras.
Panen dikerjakan saat udara ceria.
Semuanya tanaman ditarik secara berhati-hati dengan tangan biar tak ada umbi yang ketinggal pada tanah (Hendrata et al, 2014).

Views: 55

Comment

You need to be a member of On Feet Nation to add comments!

Join On Feet Nation

© 2024   Created by PH the vintage.   Powered by

Badges  |  Report an Issue  |  Terms of Service